Legal Consequences of Designating Cultivation Rights as Abandoned Land in the Context of Credit Collateral Objects
DOI:
https://doi.org/10.28946/slrev.Vol9.Iss1.4029.pp157-172Keywords:
Cultivation Rights Title, Abandoned Land, Credit Agreement, Mortgage Rights.Abstract
Land rights under the Cultivation Rights Title (HGU) can serve as collateral in credit agreements through the imposition of a mortgage right. However, legal challenges arise when the status of HGU land as collateral changes, particularly due to its designation as abandoned land by the Indonesian Ministry of Agrarian Affairs and Spatial Planning/National Land Agency (ATR/BPN). Such status changes have significant legal implications for credit agreements, mortgage rights, and the economic value of collateralized land. This study analyses the legal framework governing the determination of abandoned land status, examining statutory regulations and their impact on credit agreements and collateral objects. Employing a normative legal research methodology, the study utilises statutory analysis, conceptual exploration, and interpretative approaches to assess the legal consequences of such status changes. The findings reveal that the designation of land as abandoned results in the termination of cultivation rights and the extinguishment of mortgage rights. While the credit agreement itself remains legally binding, the loss of economic value in the collateral renders it non-executable, leading to financial losses for both creditors and debtors. To address these legal uncertainties, the study recommends amendments to the regulatory framework governing abandoned land to enhance legal certainty, ensure fairness, and provide adequate protection for both creditors and debtors.References
Agus Suprihanto. “Disertasi: Perlindungan Hukum Kreditor Pemegang Hak Tanggungan Atas Hak Guna Bangunan Di Atas Tanah Hak Pengelolaan.†Universitas Hasanuddin, Makassar, 2021.
Ardiansyah, Indra. “Akibat Hukum Bagi Pemegang Hak Atas Tanah Dalam Kaitannya Dengan Pengaturan Tanah Terlantar (Studi Pada Wilayah Cisarua Kabupaten Bogor).†UNIVERSITAS DIPONEGORO, 2010.
Azhar, Muhamad, and Melisa Dwi Putri. “Urgensi Penerapan Sistem Pemilihan Kepala Daerah Secara Serentak Berbasis Eletronik Pada Saat Pandemi Virus Covid-19.†Law, Development and Justice Review 4, no. 1 (2021): 58–69.
Direktorat Penertiban Pengulasaan Pemilikan dan Penggunaan Tanah Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penertiban dan Ruang, Petunjuk Teknis Pendayagunaan Tanah Terlantar, 2022
Harsono, Boedi. “Hukum Agraria Indonesia.†Buku Dosen-2014, 2015.
Indroharto,“Usaha Memahami Undang-Undang Tentang Peradilan Tata Usaha Negara,†Cet. 9, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2004)
Kurniati, Nia, and Efa Laela Fakhriah. “BPN Sebagai Mediator Dalam Penyelesaian Sengketa Tanah Di Indonesia Pasca Perkaban No. 11 Tahun 2016.†Sosiohumaniora 19, no. 2 (2017): 95–105.
Laporan kinerja Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang, Kementerian Agraria dan Tata Ruang Badan Pertanahan Nasional Tahun 2023
Luthfi, Ahmad Nashih, Farhan Mahfuzhi, and Anik Iftitah. “Menerjemahkan Secara Teknis: Kendala Penertiban Tanah Terlantar Di Kabupaten Blitar,†2013.
Mariam Darus Badrulzaman. Kompilasi Hukum Perikatan. Bandung: PT. Citra Aditya Bakt, 1991.
Mujiburohman, Dian Aries, and Endriatmo Soetarto. “Penegakan Hukum Penertiban Dan Pendayagunaan Tanah Terlantar.†Yogyakarta: STPN Press, 2019.
Parihah, Vera Siti. “Penyelesaian Sengketa Tanah Dengan Hak Guna Usaha Dalam Penertiban Tanah Terlantar.†Administrative Law and Governance Journal 5, no. 3 (2022): 205–15.
Parlindungan, Adi Putera. Berakhirnya Hak Hak Atas Tanah:(Menurut Sistem UUPA). Mandar Maju, 1990.
Parlindungan, A P. “Beberapa Konsep Tentang Hak-Hak Atas Tanah.†Majalah CSIS Edisi Tahun XX Nomor 2 (1991).
Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2021 tentang Penertiban Kawasan dan Tanah Telantar
Peraturan Pemerintah Republik Indonesi Nomor 18 Tahun 2021 Tentang Hak Pengelolaan, Hak Atas Tanah, Satuan Rumah Susun dan pendaftaran tanah
Perkaban No. 4 Tahun 2010 tentang tata cara penertiban tanah terlantar
Petunjuk Teknis Pendayagunaan Tanah Terlantar Tahun 2022, (Jakarta: Direktorat Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar & Direktorat Jenderal Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional,2022)
Pratama, M Yoga Jusri. “IMPLEMENTASI PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2021 TENTANG PENERTIBAN KAWASAN DAN TANAH TERLANTAR DI PROVINSI SUMATERA SELATAN.†Jurnal Ilmu Administrasi Dan Studi Kebijakan (JIASK) 5, no. 1 (2022): 117–34.
Priyo Handoko. “Lembaga Jaminan Hak Tanggungan Atas Tanah Sebagai Pengaman Perjanjian Kredit Bank, Disertasi.†Airlangga, 2003.
Putri, Taufani Yunithia, Citra Dewi Saputra, M Martindo Merta, and Alip Dian Pratama. “PENERTIBAN DAN PENDAYAGUNAAN TANAH TERLANTAR.†Repertorium: Jurnal Ilmiah Hukum Kenotariatan 12, no. 2 (2023): 134–45.
R.Setiawan. Pokok-Pokok Hukum Perikatan. Bandung: Bina Cipta, 1994.
Rahardjo, Satjipto. Hukum Progresif: Sebuah Sintesa Hukum Indonesia. Genta Pub., 2009.
Retnowati, Tutiek, and Widyawati Boediningsih. “Tinjauan Yuridis Perlindungan Hukum Pemilik Hak Atas Tanah Terlantar.†Lex Journal: Kajian Hukum & Keadilan 1, no. 2 (2018).
Rochaeni, Atik. “Penertiban Tanah Terlantar Dan Pendayagunaan Tanah Negara Bekas Tanah Terlantar Di Indonesia.†Jurnal Ilmiah Magister Ilmu Administrasi 13, no. 1 (2019).
Saripudin, Konsep Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar Dalam Perspektif Reforma Agraria, Jurnal Ilmu Hukum Vol. 11, No. 22, (Agustus, 2015)
Setiadi, Adam, dkk, Politik Hukum Indonesia (teori dan praktek) cv. pena persada. 2020.
Situmorang, budi, Petunjuk Teknis Pendayagunaan Tanah Terlantar (Jakarta: Kementerian Agraria dan Tata Ruang, 2022).
Sumardjono, Maria S W. “Kewenangan Negara Untuk Mengatur Dalam Konsep Penguasaan Tanah Oleh Negara, Dalam Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Pada Fakultas Hukum UGM.†Yogyakarta, 1998.
Sutan Remi Sjahdein. Kebebasan Berkontrak Dan Perlindungan Yang Seimbang Bagi Para Pihak Dalam Perjanjian Kredit Bank Di Indonesia. Cetakan I. Jakarta: Institut Bankir Indonesia, 2009.
Syamsudin, Muhammad. “Keadilan Prosedural Dan Substantif Dalam Putusan Sengketa Tanah Magersari.†Jurnal Yudisial 7, no. 1 (2014): 18–33.
Vollenhoven, Cornelis Van, and R Soewargono. Orang Indonesia Dan Tanahnya. Pusat Pendidikan Departemen Dalam Negeri, 1975.
Zarkasih, Hery. “Pelaksanaan Prinsip Keadilan Dalam Pemberian Ganti Rugi Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum (Studi Kasus Pelebaran Jalan Raya Di Kota Praya Kabupaten Lombok Tengah).†Jurnal IUS Kajian Hukum Dan Keadilan 3, no. 2 (2015).